PERANAN SUPERVISI DENGAN KETERAMPILAN COACHING DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

PERAN GURU SEBAGAI COACH DALAM MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI MEWUJUDKAN GENERASI YANG CERDAS EMOSI DAN SOSIAL





Assalamualaikum,
Salam dan bahagia dari Penulis

Penulis bersyukur sekali telah menyelesaikan pembelajaran modul 2.3 dengan materi Coaching. Keterampilan coaching ini membantu penulis dalam mengembangkan diri siswa dan memposisikan diri Penulis sebagai mitra bagi teman sejawat untuk membantu menemukan solusi, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan , serta menemukan rencana tindak lanjut yang tepat untuk perbaikan. Keterampilan coaching ini membuka wawasan Penulis untuk melakukan berbagai praktik baik yang bisa diterapkan disekolah. Salah satunya adalah pentingnya keterampilan coaching dalam melakukan supervisi akademik disekolah.

 Sebagai  pemimpin pembelajaran dan kepala sekolah, tentunya tidak akan terlepas dengan tugas supervisi akademik. Supervisi akademik dilakukan untuk memastikan  pembelajaran yang berpihak pada murid , hal ini tertuang dalam standar proses pada Standar Nasional Pendidikan Pasal 12 . Selain itu supervisi akademik bertujuan untuk mengembangkan kompetensi dari pendidik disekolah. Rangkaian supervisi akademik digunakan kepala sekolah untuk mendorong ruang perbaikan dan pengembangan diri guru di sekolahnya.Untuk mendorong warga sekolah mengembangkan kompetensi diri dan senantiasa memiliki growth mindset, serta keberpihakan pada murid perlu menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Pendekatan yang memberdayakan adalah coaching sebagaimana Whitmore (2003) ungkapkan bahwa coaching adalah kunci pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya. 

Bagi Penulis keterampilan coaching adalah pengalaman baru yang memberikan kesan yang mengagumkan. Sebelum nya Penulis kesulitan dalam mengembangkan kompetensi siswa, hal ini dikarenakan Penulis memberikan solusi dan strategi berdasarkan analisa Penulis . Tentunya pemikiran Penulis belum tentu sesuai dengan kondisi siswa sendiri. Dengan mempelajari keterampilan coach ini memberikan angin segar bagi Penulis dengan memposisikan diri sebagai mitra yang membantu siswa memahami kekuatan dirinya dan tentukan mampu menetapkan rencana tindak lanjut untuk melakukan pengembangan diri dan terlepas dari hal yang menghambat.
Apa keterkaitan supervisi kademik dengan coaching ? Pertanyaan ini perlu kita ulas dan kita telaah karena kedua hal ini sangat terkait dan sangat vital dalam perubahan ke hal yang lebih baik.  jawabannya untuk mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi diri dan orang lain  disekolah perlu adanya pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. dimana pendekatan ini berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan . Coavhing adalah pendekatan yang tepat dalam pelaksanaan supervisi akademik karena  coach dan coachee adalah mitra, coach akan memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coacheenya yaitu guru ataupun siswa. Menjalin kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.” 
Peran calon guru penggerak salah satunya adalah coach bagi rekan sejawat . Cgp harus mampu menjadi mitra yang menstimulus dan mengeksplore semua potensi dari rekan sejawat guna menemukan pengembangan diri yang berakar dari masalah. Bagi penulis menjadi coach bagi teman sejawat merupakan tantangan yang sangat besar karena Penulis harus memiliki 3 kompetensi seperti mendengarkan aktif , kesadaran penuh, dan merumuskan pertanyaan yang berbobot. 3 Kompetensi ini harus selaras demi membantu coachee atau rekan sejawat dalam mengembangkan dirinya .Tantangan lainnya bagaimana Penulis menggiring pemikiran dari coachee dengan pertanyaan yang berbobot yang membuat coachee mengidentifikasi kekuatannya dan membuat rencana - rencana pengembangan untuk kedepannya.

Dalam konteks pendidikan bagaimana coaching bisa dimanfaatkan untuk pengembangan diri siswa kita? . Mari kita mengingat modul 1.1 dan menghubungkan keterkaitan nya dengan coaching . Materi modul 1.1 tentang pemikiran Kihajar Dewantara yang menekankan bahwa tujuan pendidikan itu ‘menuntun’ tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. Oleh sebab itu keterampilan coaching perlu dimiliki para pendidik untuk menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Proses coaching dalam pembelajaran antara guru dan murid, murid diberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan dirinya dan peran pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada  agar murid tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa membahayakan dirinya. 

Sistem Among, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, menjadi semangat  yang menguatkan keterampilan komunikasi guru dan murid dengan menggunakan pendekatan coachingTut Wuri Handayani menjadi kekuatan dalam pendekatan proses coaching dengan memberdayakan (andayani/handayani) semua kekuatan diri pada murid. Sebagai seorang Guru (pendidik/pamong) dengan semangat Tut Wuri Handayani, maka perlulah kita menghayati dan memaknai cara berpikir atau paradigma berpikir Ki Hajar Dewantara sebelum melakukan pendampingan dengan pendekatan coaching sebagai salah pendekatan komunikasi dengan semangat among (menuntun).  Dalam relasi guru dengan guru, seorang coach juga dapat membantu seorang coachee untuk menemukan kekuatan dirinya dalam pembelajaran. Pendekatan komunikasi dengan proses coaching merupakan sebuah dialog antara seorang coach dan coachee yang terjadi secara emansipatif dalam sebuah ruang perjumpaan yang penuh kasih dan persaudaraan. Melalui empat  cara berpikir ini dapat melatih guru (coach/pamong) menciptakan semangat Tut Wuri Handayani dalam setiap perjumpaan pada setiap proses komunikasi dan pembelajaran.

Dahulu Penulis menyadari sebagai guru yang selalu melaksanakan proses pembelajaran kepada siswa, Penulis merasa hasil pengembangan terhadap anak didik belum maksimal. Hal ini disadari karena Penulis belum menerapkan keterampilan coaching atau among  untuk menciptakan semangat tut wuri handayani dalam proses komunikasi dan pembelajaran. Hal ini mengakibatkan tujuan pendidikan tidak terarah, kompetensi siswa tidak berkembang dan siswa tidak mengenali kodratnya sebagai kekuatannya karena kita sebagai guru tidak memfasilitasi untuk itu.

Menghadapi masalah tersebut Penulis perlu melakukan perubahan pendekatan agar terwujudnya generasi profil pelajar Pancasila yang mandiri, inovatif, kreatif dan berkembang sesuai potensi dan kodratnya. Coaching adalah cara tepat untuk mewujudkannya . Keterampilan coaching akan menuntun segala kekuatan kodrat (potensi)  siswa kita agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat.  

Coaching juga bermanfaat dalam proses kolaborasi antar guru di sekolah. Melalui tahapan alur tirtanya coaching membantu orang lain untuk mencapai tujuan dengan semua kemampuannya. Karena besarnya peranan coaching dalam peningkatan mutu pendidikan , maka Penulis telah menerapkan kepada teman sejawat.  Kegiatan ini bertujuan untuk membantu guru lain yang membutuhkan masukan dan bantuan dalam menemukan solusi dan upaya yang tepat dalam pengembangan pembelajaran disekolah. 

Kegiatan ini meliputi  3 tahap, tahap pra observasi, observasi, pasca observasi. Pada tahap pra observasi coahing dan coachee yaitu teman sejawat melakukan tanya jawab , tentang masalah, kompetensi yang akan ia akan capai dikelas, dan mengatur jadwal supervisi. pada tahap observasi coachee melakukan kegiatan pembelajaran sesuai rencana dan tahap terakhir coah dan coache akan mengidentifikasi kelamahan dan kelebihan dalam pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Coach akan membantu coachee untuk menemukan solusi dari kekurangan pembelajaran yang telah ia lakukan.
`




Selain dengan memahami modul 2.3 ini Pengalaman coach juga Penulis dapatkan dari pelatihan google master trainer yang pernah Penulis ikuti. Dimana Penulis dibantu oleh seoarang coach dari Refo yang membantu trainer- trainer memiliki keterampilan sebagai pelatih dan menemukan kepercayaan diri dalam mengembangkan kompetensinya dibidang IT dan mengidentifikasi kekuatan untuk menemukan cara baru untuk pengembangan rekan disekolah. 

Tantangan dalam dunia pendidikan akan terus meningkat sesuai perkembangan zaman, maka Penulis akan selalu berusaha dan belajar untuk menemukan metode dan pendekatan yang mampu menuntun kekuatan kodrat atau potensi dari siswa , sehingga ia mencapai keselamatan dan kebahagiaaan. Hal ini  sesuai pemikiran Kihajar dewantara pada modul 1.1 dalam sistem amongnya, ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

Penulis : Yumelta Novita,S.Pd

Referensi : Modul 2.3 pendidikan guru penggerak , Kemdikbud,2022


Posting Komentar

0 Komentar