Refleksi dan Kesimpulan Pemikiran Kihajar Dewantara Dalam Modul 1.1 Pendidikan Guru Penggerak

 Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1


Ada 3 hal yang akan menjadi renungan bagi Pendidik setelah mempelajari modul 1.1 yaitu :

  1. Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda  mempelajari modul 1.1?
  2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini? 
  3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?


       Pemikiran Kihajar Dewantara membuka jiwa dan pikiran saya sebagai seorang Pendidik. Dimana saya menemukan makna yang lebih menjiwa dan cara - cara yang menyentuh hati dalam menemukan koneksi hubungan dengan siswa. Tidak bisa dipungkiri cara pandang saya yang lama tentang pendidikan hanya sebatas tugas dalam membuat anak pintar ditandai dengan  nilai yang bagus dirapor. Guru menjadi pusat pengatur bagi pendidikan anak. Yang paling disayangkan ketika ada anggapan bahwa anak itu sama tanpa memahami setiap anak memiliki keunikan nya masing - masing sehingga guru menuntut semua anak memahami semua mata pelajaran yang diminta dan menganggap anak yang tidak pandai 1 mata pelajaran disebut gagal. Pendidikan dahulunya diterapkan secara klasikal dengan metode baca teks lalu pemberian soal tanpa memberi ruang kreatif bagi siswa untuk menemukan ide - ide nya dalam mengkonstruksi pengetahuan yang ia ingin tahu.

       Pemikiran tersebut tentunya harus dibuang jauh karena sangat tidak berpihak kepada siswa. Pemikiran Kihajar Dewantara membuka cakrawala pandangan saya akan makna sebagai pendidik seutuhnya. dan tentunya pemikiran Bapak Pendidikan ini menjadi acuan bagi guru - guru di seluruh Indonesia. Siapakah Bapak Kihajar Dewantara ?. Mari kita kenali dahulu profil singkat beliau dan hasil pemikiran beliau yang sangat menginspirasi dunia pendidikan.

       Kihajar dewantara adalah bapak pendidikan nasional indonesia. Beliau adalah pendiri dari perguruan taman siswa, lembaga pendidikan zaman penjajahan Belanda.  Kihajar dewantara lahir tanggal 2 Mei 1889 dengan nama aslinya Soewardi soeryaningrat. Ia dibesarkan dilingkungan keluarga keraton. Kihajar dewantara  dikenal berkat kegigihannya dalam memperjuangkan pendidikan  di Taman siswa. Melalui tulisan- tulisannya dia berhasil merancang dasar - dasar pendidikan nasional sejak zaman belanda dan terus dipakai sampai sekarang.

        Apa saja dasar pemikiran beliau, Yuk simak penjelasan dibawah ini !


1. Menurut Kihajar dewantara ‘Pendidikan’ dan ‘Pengajaran’ memiliki arti yang tidak sama. Sebenarnya kedua kata itu memiliki pengertian yang berbeda. ‘pengajaran’ (onderwijs) itu merupakan salah satu bagian dari Pendidikan, pengajaran itu tidak lain adalah Pendidikan dengan cara memberi  ilmu atau berfaedah buat hidup anak-anak, baik lahir maupun batin.

Pengertian Pendidikan umum, berdasarkan apa yang dapat kita saksikan dalam beragam jenis Pendidikan itu, Pendidikan diartikan sebagai ‘tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak’. Maksud Pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

2. Pendidikan merupakan Tuntunan dalam Hidup

Pendidikan itu suatu ‘tuntunan’ di dalam tumbuh dan kembangnya anak-anak kita.  Tumbuh dan kembangnya tidak ditentukan seorang pendidik tapi mereka hidup dan tumbuh menurut kodratnya masing - masing. Kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu ’ tiada lain ialah segala kekuatan yang ada dalam hidup batin dan hidup lahir dari anak-anak itu karena kekuasaan kodrat. Kita kaum pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan-kekuatan itu, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya itu. 

3. Pendidikan layaknya petani

Dalam mendidik Kihajar dewantara mengibaratkan pendidik adalah seorang petani.  Petani memiliki bibit yang banyak dan berbeda sifatnya. Jika Petani dalam menanam padi hanya dapat menuntun tumbuh dan kembangnya padi , berusaha agar padi tumbuh dengan baik dan subur dengan memelihara padi dengan baik, memperbaiki kondisi tanah, memberi pupuk dan membasmi hamanya. Namun petani tidak akan bisa mengubah kodrat padi menjadi tanaman lain, misalnya menanam padi hasilnya menjadi jagung.

Begitu juga pendidik hendaknya menuntun tumbuh kembangnya anak berdasarkan kodratnya masing - masing. Karena anak memiliki keunikan dan kekuatan kodratnya masing - masing yang menjadi pembeda dengan dirinya dan orang lain

3. Pendidikan sesuai kodratnya 

Pendidikan itu berhubungan dengan kodrat  keadaan dan keadaannya setiap anak. Melalui tuntunan walau anak tidak baik dasarnya dengan mendapatkan tuntunan maka semakin baik budi pekertinya. Jika anak kurang mendapatkan tuntunan Anak dikuatirkan  akan berperilaku jahat. Selain itu  dengan tuntunan itu ia akan mendapatkan kecerdasan yang lebih tinggi  dengan tetap berjalan di jalur yang lurus terhindar dari pengaruh negatif akan jiwanya. Misalkan  dalam sebuah keluarga kaya harta duniawi tetapi kurang sekali ada pendidikan budi pekerti didalamnya tentunya anak- anak tidak mendapatkan tuntunan berperilaku yang baik dan mudah terkena pengaruh-pengaruh yang jahat. Menurut ilmu Pendidikan, hubungan antara dasar dan keadaan itu terdapat  adanya ‘konvergensi’. Artinya, keduanya saling mempengaruhi, hingga garis  dasar dan garis keadaan itu selalu tarik-menarik dan akhirnya menjadi satu.

Contoh yang lainnya kita hendaknya memperhatikan kodrat anak yang masih suka bermain. hendaknya pendidikan itu memperhatikan kodrat tersebut dengan menciptakan suasana belajar yang disukai anak seperti dengan game- game dan permainan yang menarik. Sehingga terbentuklah suasana belajar yang nyaman dan membuat siswa kita bahagia

Pendidikan juga harus disesuaikan pada kodrat zaman . Pendidikan harus terus bergerak dan mengalami perubahan tidak boleh statis harus menjawab semua tuntutan zaman. Layaknya perputaran planet pada sumbunya yan g terus bergerak dalam sisten ketatasuryaan. Dimana pendidikan tidak boleh menutup diri dari perkembangan zaman . Kebutuhan pendidikan sesuai zamannya hendaknya diberikan guru kepada siswanya seperti pada masa ini yang memiliki kemajuan teknologi dan komunikasi tentunya kita akan membekali peserta didik kita dengan keterampilan hidup yang dibutuhkan siswa sesuai zaman tersebut , misalnya keterampilan abad 21.

Pendidikan perubahan harus disesuaikan tri kond, yaitu kontuinitas, konvergensi dan konsentris. dalam melakukan perubahan hendaknya kita tetap berakar pada nilai kebudayaan. Perubahan harus menuju untuk memperkuat nilai- nilai kemanusiaan, Pendidikan harus konsentris harus menghargai keragaman.

4. Pendidikan Adalah Tempat Persemaian  benih- benih kebudayaan

Pendidikan dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan.Untuk mencapai kebudayaan yang diimpikan bangsa pendidikan merupakan pondasinya. Pekerjaan guru tidak hanya memberikan ilmu disekolah tetapi juga membentuk kebudayaan dalam sebuah peradaban.

5. Trilogi Pendidikan

Falsafah yang terkenal yang dikemukakan oleh kihajar dewantara adalah Ing ngarso sung tulodo, didepan guru harus menjadi teladan.  Ing madya mangun karso ditengah guru memberikan motivasi. Tut Wuri Handayani dimana seorang guru dibelakang memberikan dorongan. Dari filosofi tersebut seorang guru hendaknya menjadi pribadi yang bisa diteladani baik sikap, perilakunya.  Guru dapat menuntun tumbuh kembangnya anak sesuai kodratnya , menebalkan garis - garis yang ada dalam diri anak. Guru menuntun perilaku siswa menuju hal yang baik, dan menyamarkan perilakunya yang tidak baik. Pendidikan seharusnya membentuk anak  menjadi pribadi yang terampil, berakhlak mulia dan bijaksana sehingga mereka akan mencapai kebahagiaan dan keselamatan.Pendidikan harus seimbang dalam membentuk budi pekerti. Pendidikan bersifat holistik atau menyeluruh. Keseimbangan itu antara cipta, rasa, dan karsa. sehingga anak bisa mampu berada di lingkungan sosialnya dengan baik.

      Guru harus datang kesiswa dengan rasa tulus yang dikenal istilah " berhamba pada siswa" . Guru memandang siswa dengan hormat dengan berorientasi kepada siswa. Pendidikan bebas dari segala ikatan tidak meminta hak tapi tulus dalam mendidik dan mengajar. Sehingga pendidikan mampu membentuk anak yang berakhlak mulia, bijaksana dengan kebahagiaan dan keselamatan.

      Pemikiran Kihajar dewantara akan menjadi acuan saya maupun pendidik lainnya dalam melaksanakan fungsi sebagai guru. dan tentunya cara pandang lama yang tidak berpusat kepada siswa hendaknya bisa tinggalkan untuk memerdekakan siswa dalam menemukan pengetahuan sesuai kodratnya dan menjadi penuntun yang patut diteladani . Menebalkan prilaku baik dan menyamarkan perilaku kurang baik dan menyimbangkan cipta, rasa, dan karsa sehingga siswa memiliki kekuatan dan pegangan dalam menuju kebahagiaan dan keselamatan di lingkungan sosialnya. Berdasarkan prinsip " Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karsa, Tutu wuri handayani. 

    Setelah memahami konsep perubahan dari Bapak Pendidikan Nasional tersebut saya memiliki pemikiran dan ide bagaimana mewujudkan pendidikan yang terbuka pada perubahan dengan mengambil manfaat yang baik bagi dunia pendidikan namun  menguatkan nilai - nilai luhur budaya bangsa sebagai pondasi dan benteng terhadap pengaruh negatif budaya luar. Bagaimana penerapannya dengan konstektual pemikiran kihajar dewantara dengan nilai budaya lokal. Contohnya Daerah Sumbar yang menganut  falsafah minagkabau ' Adat basandi syara' , syara' basandi kitabullah. Penanaman karakter siswa dengan berpedoman kepada adat istiadat Minang Kabau yang bersumber Alquran dan hadist. Selain itu mewujudkan merdeka belajar yang berpusat kepada siswa dengan menjadi pendidik sesuai falsafah pendidikan  Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karsa, Tutu wuri handayani. Sehinggan mampu mewujudkan  anak didik berakhlak mulia dengan kebahagiaan dan keselamatan . Hal inilah yang akan menjadi tujuan pendidikan bagi saya sebagai guru di Abad 21 ini.

Posting Komentar

0 Komentar