Panduan Pembelajaran dan Asesmen 2025 merupakan dokumen resmi Kemdikdasmen yang memandu sekolah dalam merancang pembelajaran dan penilaian yang lebih bermakna. Buku ini menegaskan bahwa pembelajaran abad ke-21 harus berpihak pada murid, mengembangkan kompetensi secara menyeluruh, dan menciptakan pengalaman belajar yang interaktif, inspiratif, dan relevan dengan dunia nyata. Panduan ini juga menekankan bahwa asesmen dan pembelajaran adalah satu siklus yang saling berkaitan—asesmen menjadi dasar perencanaan, dan hasilnya digunakan untuk mengevaluasi efektivitas proses belajar.

Salah satu isi utama panduan ini adalah Kerangka Pembelajaran Mendalam yang terdiri dari empat komponen: dimensi profil lulusan, prinsip pembelajaran, pengalaman belajar, dan kerangka pembelajaran. Delapan dimensi profil lulusan (seperti kreativitas, kolaborasi, penalaran kritis, komunikasi, hingga keimanan dan ketakwaan) menjadi arah besar yang harus dicapai melalui proses belajar. Pembelajaran pun dibangun atas tiga prinsip: berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan, sehingga murid belajar dengan rasa ingin tahu, relevansi, kenyamanan, dan keterlibatan emosional.

Panduan ini menjelaskan langkah-langkah sistematis dalam perencanaan pembelajaran, dimulai dari menganalisis Capaian Pembelajaran (CP), merumuskan tujuan pembelajaran, hingga menyusun alur tujuan pembelajaran. Guru diberi keleluasaan merancang rencana belajar sesuai karakteristik murid dan konteks sekolah. Termasuk di dalamnya penjelasan khusus untuk PAUD, pendidikan dasar–menengah, SMK, pendidikan kesetaraan, dan pendidikan khusus agar setiap jenjang bisa menyesuaikan kebutuhan peserta didik yang beragam.

Pada bagian pelaksanaan pembelajaran, panduan menekankan pentingnya pembelajaran yang terdiferensiasi dan berpusat pada murid. Guru didorong memanfaatkan berbagai strategi, mulai dari proyek, inkuiri, permainan edukatif, hingga kolaborasi lintas mata pelajaran. Lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan memotivasi juga menjadi penekanan, termasuk pemanfaatan teknologi digital serta kemitraan dengan orang tua, komunitas, dan dunia kerja.

Bagian akhir buku membahas asesmen, baik formatif maupun sumatif, yang harus berkeadilan, objektif, dan edukatif. Penilaian tidak semata mengukur hasil, tetapi menjadi alat untuk mendiagnosis kebutuhan murid, memberikan umpan balik, dan merencanakan tindak lanjut pembelajaran. Buku ini juga menguraikan cara mengolah hasil asesmen, melaporkan kemajuan belajar, hingga mekanisme kenaikan kelas dan kelulusan. Dengan panduan ini, guru diharapkan mampu menciptakan proses belajar yang lebih manusiawi, relevan, dan efektif.


Silahkan unduh pedoman tersebut pada link ini : 

https://drive.google.com/file/d/1UjYyW1Q4YI91cJ8BH6tsuXk5HY_ptWQ5/view?usp=drivesdk